Search This Blog

Sunday 31 October 2010

trip to mukah

Dari kanan taufik,sy,brakson,herman.lyn,bijana cikgu sek rendah,dyg,mimi,wardah,Jamal pembantu lab
Hmm masa ni dah nak mgrib sebb tu samar2 ja
Semua keletihan sudah, bila terlewat sbb kereta rosak
ini si wardah, pegang matahari kononnya
tu feri sudah sampai, ini feri kecik ja
ini gambar kg tian, laluan air
 Ini dalam feri yg besar panas, juga dalam ni, hbis sun burn muka
3 kereta kami pi, avanza tu la yg rosak
menunggu feri juga ini masa nak pi
ini gambar dapor sagu tu, panas sungguh dalam dapor ni bara dia kuat, nampak x dia gelek bagi bulat
tu sape ntah
sunrise



Saturday 30 October 2010

Kewajipan Suami Isteri

HAK BERSAMA SUAMI ISTRI
  1. Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)
  2. Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19 – Al-Hujuraat: 10)
  3. Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)
  4. Hendaknya saling menasihati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
SUAMI KEPADA ISTRI
  1. Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)
  2. Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
  3. Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)
  4. Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
  5. Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) … ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
  6. Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
  7. Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
  8. Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
  9. Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
  10. Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)
  11. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)
  12. Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
  13. Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
  14. Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
  15. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)
  16. Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)
  17. Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
  18. Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)
ISTRI KEPADA SUAMI
  1. Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
  2. Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
  3. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)
  4. Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah: a. Menyerahkan dirinya, b. Mentaati suami, c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya, d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami, e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
  5. Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
  6. Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
  7. Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
  8. Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
  9. Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
  10. Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
  11. Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)
  12. Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)
  13. Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri)
  14. Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
  15. Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)
ISTRI SHOLEHAH
  1. Apabila seorang istri, menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramaddhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya Allah SWT akan memasukkannya ke dalam surga. (Ibnu Hibban)
  2. Istri sholehah itu lebih sering berada di dalam rumahnya, dan sangat jarang ke luar rumah. (Al-Ahzab : 33)
  3. Istri sebaiknya melaksanakan shalat lima waktu di dalam rumahnya. Sehingga terjaga dari fitnah. Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama daripada shalat di masjid, dan shalatnya wanita di kamarnya lebih utama daripada shalat di dalam rumahnya. (lbnu Hibban)
  4. Hendaknya menjadikan istri-istri Rasulullah SAW sebagai tauladan utama.
Semoga bermanfaat…

Friday 29 October 2010

Merawat Luka dan Duka Sebelum Berpoligami

Islam mengajar kita supaya menjadikan Al-Quran dan As-sunnah sebagai panduan dan rujukan di dalam kehidupan. Kedua rujukan ini diperturunkan sebagai wahyu dan pemutus di dalam urusan kehidupan manusia. Malangnya tak semua manusia mampu menguasai pertunjuk yang dibawa oleh kedua-duanya apatah lagi memahami isi kanduangan Al-Quran dan As-sunnah itu kecuali para ulama dan mereka yang berilmu.

Para ulama Islam membahagikan hukum syarak iaitu apa yang terhasil daripada Al-Quran dan As-sunnah sebagai "Ketetapan dari Allah ke atas perbuatan-perbuatan hamba yang mukallaf sama ada ia perlu dilakukan atau perlu ditinggalkan atau diberi pilihan untuk melakukannya atau meninggalkannya."

Poligami ialah sebuah hukum syarak yang tidak boleh dipertikaikan.
Allah swt menyebut dengan jelas amalan poligami sebagai sesuatu yang diizinkan di dalam ayat 3 Surah An-Nisa yang bermaksud :Maka kahwinilah wanita-wanita yang kamu senangi dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kahwinilah) seorang saja.” (An-Nisa : 3)

Poligami ialah sebuah hukum syarak yang wajib diimani dalam erti kata lain diterima dengan hati yang redha, yakin dan percaya kepada pembuat Syarak (Allah SWT) serta tidak mempertikaikannya dan tidak meyimpan rasa tidak berpuas hati kerana yang sedemikian itu boleh membatalkan Iman. Menolak poligami bermakna orang yang menolaknya tidak menghormati Allah SWT selaku pembuat hukum syarak dan mempertikaikannya bermakna mempertikaikan kebijaksanaan dan kekuasaan Allah SWT.

Firman Allah SWT : “Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.” (Al-Mukmin : 4)
“(Iaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (Al-Mukmin : 35)

Menerima poligami dan meredhai-Nya tidaklah bermaksud mesti melaksanakannya serta merta langsung seketika itu jua sebaliknya diterima dan dibenarkan dengan maksud dibuat mengikut kemampuan, kelayakkan dan kemaslahatan yang ditunjuk ajar oleh syarak. Hal ini perlu difahami bahawa beriman dan menerima hukum syarak itu ialah wajib namun hukum melaksanakan kewajipan itu tertakluk pula kepada hukum yang lain mengikut situasi, masa dan keperluan seseorang yang berbeza-beza.

Seperti solat yang wajib didirikan sekalipun ianya juga tetap tertakluk kepada masuknya waktu solat sekiranya waktu untuk solat belum masuk (baik subuh, zohor, asar,maghrib, Insyak) maka solat belum menjadi wajib sebaliknya sekadar sunat. Manakala jika dibuat pada waktu yang salah dan tempat yang dilarang seperti solat di atas kubur misalnya maka hukumnya berubah menjadi haram.
Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ahmad, An-Nasa'i dari Aisyah bahawasanya Rasulullah saw bersabda : “Allah mengutuki orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kubur Nabi-Nabi, sebagai masjid.”

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abi Mirzad Al-Ghanawi bahawasanya Rasulullah saw bersabda : “Janganlah kamu solat kepada kubur (menghadap ke kubur) dan janganlah kamu duduk atasnya.”
Oleh yang demikian hendaklah kita memahami dengan jelas akan kedudukan sesebuah hukum syarak sebelum dilaksanakan bagi mendapat keredhaan Allah SWT dan mencapai maksud syarak. 

Hukum syarak menurut para fuqaha adalah terbahagi kepada dua bahagian iaitu hukum Taklifi ( التكليفي) dan hukum Wad’ie (الوضعي) dan secara ringkas hukum taklifi bermaksud hukum yang mengandungi tuntutan untuk melaksanakannya atau meninggalkannya atau berbentuk pilihan di antara melakukan atau tidak melakukannya. Manakala Hukum wad’ie ialah hukum yang menjadikan sesuatu itu sebagai sebab, syarat, atau penghalang kepada sesuatu yang lain.

Perbahasan berkenaan hukum taklifi (hukum yang dibebankan ke atas mukallaf seperti kita semua) akan menyebabkan kita dapat menyedari bahawa di dalam Islam setiap perintah Allah SWT itu tidaklah bermakna semuanya menjadi wajib atau apa yang dilarang itu berbentuk haram yang membawa dosa sebaliknya boleh jadi ianya menjadi pilihan atau digalakkan untuk ditinggalkan tanpa dibebani perintah dan hukuman.

Hukum taklifi (perintah Allah yang dibebankan ke atas mukallaf) terbahagi kepada lima bahagian iaitu wajib, sunat, harus, haram dan makruh. Penetapan sesuatu perkara dalam syarak itu apakah wajib, harus, sunat dan haram tidaklah berlaku secara mutlak dan kekal tanpa berubah sebaliknya tertakluk kepada keadaan, masa dan keperluan sesuatu perkara itu kerana syariat Islam ini berbentuk fleksible dan anjal bagi memastikan matlamat utamanya itu tetap tercapai iaitu mengabdikan manusia kepada Allah SWT melalui jalan yang diredhai-Nya.

Oleh yang demikian, hendaklah difahami bahawa apakah Poligami itu menjadi sunat, harus, wajib, haram dan makruh juga adalah berubah-ubah mengikut situasi, masa serta keperluan seseorang. Tujuan saya menyebutkan hal di atas ialah supaya kita memahami bahawa di dalam Islam keadilan itu bukanlah semestinya sama rata sebaliknya meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Luka dan Duka sebelum berpoligami
Ramai pasangan suami isteri bergaduh dan bercerai berai sebelum berlakunya poligami. Hal ini berlaku disebabkan hasrat suami untuk berpoligami tidak dapat diterima oleh isteri lalu menyebabkan rumahtangga yang dibina berpuluhan tahun atau bertahun-tahun hancur berkecai.

Hasil penelitian saya, ada beberapa sebab yang boleh menyebabkan berlakunya pergaduhan dan perselisihan suami isteri kerana hasrat suami untuk berpoligami.

Rasa Dikhianati
Jika melihat kepada pihak isteri, hasrat suami untuk berpoligami akan mendapat halangan dan tentangan kerana ramai isteri merasa dikhianati oleh suami mereka. Kasih sayang selama bertahun-tahun dirasakan sia-sia dan tidak berbekas di hati suami sehingga dia mahu mencari wanita lain. 

Wanita mempunyai pemikiran dan cara berfikir yang tidak sama dengan lelaki justeru itu cara penilaian wanita adalah berbeza dengan lelaki termasuk cara mereka melakukan analisis dan pertimbangan terhadap sesuatu. Mereka memandang perkahwinan sebagai sesuatu yang besar dan perlu dihormati dan padanya ada kewajipan-kewajipan yang perlu ditunaikan. Mereka tidak berkira untuk bekorban kerana perkahwinan, bekerja gigih, membuat dan melakukan apa sahaja demi perkahwinan mereka.

Apa yang dipandang oleh wanita itu ialah pada perkahwinan kepada institusi dan survival rumahtangga. Oleh itu apabila pasangan mereka (suami) tidak melaksanakan kewajipan perkahwinan seperti memberi nafkah, gagal menunaikan hak-hak perkahwinan yang pada mereka penting maka mereka akan merasa sedih dan geram serta tidak kurang kadang kala meletup dengan kemarahan sehingga mengundang perceraian. 

Lelaki tidak seperti itu, mereka tidak memandang kepada perkahwinan itu sebagai sesuatu yang besar sebaliknya mereka memandang kepada pasangan itu sendiri. Institusi perkahwinan tidak menjadi perkara pokok bagi lelaki berbanding diri dan peribadi pasangan mereka itu.

Lelaki jarang membincangkan perkahwinan mereka sebaliknya mereka lebih mudah berbicara mengenai pasangan mereka. Apa yang dipandang oleh lelaki ialah diri wanita itu, isterinya lebih penting daripada perkahwinan.

Oleh yang demikian, apabila seseorang lelaki berhasrat untuk berpoligami, maka dia berhasrat untuk memiliki seorang lagi wanita yang pada anggapannya menambah lagi cinta dan kasih serta keseronokkan serta kegembiraan di dalam hidupnya tanpa bermaksud memperendahkan apa yang sedia ada. 

Sikapnya takala itu seperti seseorang yang memiliki seorang anak, kemudian berhasrat pula untuk memiliki lagi anak yang baru tanpa bermaksud memperendahkan atau merasa kurang sayang terhadap anak yang sedia ada.

Dia tetap sayang pada anak-anaknya cuma keinginan fitrahnya mahukan anak yang ramai dan lebih dari apa yang sedia ada. Justeru itu usahanya dianggap tidak salah dan dia bukannya mendera atau mahu / terniat hendak menyakitkan hati anaknya yang sedia ada cuma dia suka jika memiliki seorang lagi anak yang baru.

Manakala bagi orang perempuan, mereka berpendapat suami mereka itu seperti mahukan perkahwinan yang baru kerana perkahwinan dan kehidupan kekeluargaan yang lama dahulu tidak disukainya atau tidak membahagiakannya.

Maka lahirlah tanggapan bahawa “suaminya sudah tidak menyayanginya, suaminya sudah tidak menyayangi anak-anak, suaminya sudah tidak menyukai dan tidak menghargai perkahwinan dan kehidupan rumahtangga yang sudah dan pernah dilaluinya bersama-sama sewaktu susah dan senang.”
Wanita memandang kepada institusi perkahwinan itu yang dianggap akan dikhianati oleh sang suami melalui usahanya berpoligami.
Lelaki akan mengungkapkan bahawa mereka akan “dapat isteri yang baru.”
Wanita pula akan mengungkapkan bahawa suaminya akan “berkahwin baru.”
Tidak sama pemikiran masing-masing. 

Si suami hanya membayangkan akan mendapat tubuh badan dan peribadi isteri baru tanpa wujud apa-apa perubahan besar terhadap hidupnya kerana dia adalah ketua keluarga.

Manakala si isteri pula akan membayangkan si suaminya akan memiliki rumahtangga baru yang akan dihabiskan masa dan sumber yang ada sebelum ini kepada rumahtangga baru sekaligus sumber yang ada itu terpaksa dibahagi dua atau tiga lalu menjadi sedikit dan berkurangan. 

Mereka memandang bahawa suaminya itu akan memiliki sebuah rumahtangga dan kehidupan institusi perkahwinan yang lain yang menjadi saingan dan terbina di atas keruntuhan dan kelemahan institusi perkahwinan diri mereka.

Rasa tidak dihargai
Wanita kebanyakkannya merasa tidak dihargai dan dilayani dengan sewajarnya oleh suami mereka apabila sang suami meluahkan hasrat untuk berpoligami. Masakan tidak setelah berpuluhan tahun bersama sebagai suami isteri tiba-tiba suami menyatakan hasrat untuk berkahwin lagi.
Disamping perasaan dikhianati, muncul perasaan geram dan sedih apabila suami tidak menghargai jasa baik isteri yang selama ini sudah terlalu banyak bekorban dan bersusah payah demi suami.
Faktor jantina yang berfikiran berbeza kerapkali menyumbang kepada salah faham yang berterusan apabila kaum wanita memandang bahawa si suami menyukai wanita lain atau mahu berpoligami kerana lupa dan tidak mengenang jasa serta budi baik mereka.

Sedangkan kaum lelaki tidak berfikiran begitu. Semakin baik dan berjasa isterinya itu maka semakin yakin dan percayalah mereka bahawa si isteri akan dapat menerima poligami dan akan menjadi penyokong mereka.

Lelaki kerapkali menganggap wanita yang baik dan berbakti terhadap mereka akan berkongsi rasa serta memahami mereka sehingga tidak kurang yang menganggap isterinya itu adalah dirinya dan dirinya itu adalah isterinya (merasa sebahagian daripada hidupnya) lalu menganggap akan mendapat sokongan bagi berpoligami kerana si isteri akan bergembira dapat membantu dirinya.
Rupanya mereka tersilap sangka.

Wanita tidak begitu kerana kebanyakkan wanita melakukan kebaikan ialah untuk diri mereka sendiri untuk memenuhi kehendak dan tuntutan hati mereka. Kaum wanita melakukan kebaikan dan budi adalah didorong kerana mengelakkan daripada rasa bersalah, rasa takut dan rasa hal itu dapat menenteramkan hati mereka. 

Ini ialah suatu hal yang berbentuk umum dan merujuk kepada ramai wanita. Mereka lebih suka melakukan kebaikan kepada suami dengan hasrat supaya dapat disayangi dan dapat memiliki hati suami mereka sekaligus boleh mendapatkan apa yang mereka hajati. Kaum wanita setelah melakukan kebaikan kepada sang suami akan merasa sedih apabila si suami tidak membalas kembali dengan memberikan apa yang mereka hajati seperti barangan atau apa pun jua.

Sekiranya mereka tidak mendapat apa yang mereka hajati, maka mereka akan berusaha cuba menenteramkan hati mereka dengan alasan bahawa hal semacam itu ialah sebuah pengorbanan untuk perkahwinan mereka agar ianya berterusan.

Namun bila suami ingin berpoligami maka segala pengorbanan itu akan menjadi sia-sia dan bertukar menjadi penderitaan yang tiada gunanya kerana akhirnya suami mereka tetap ingin berkahwin lagi. 

Takut untuk menghadapi hari mendatang
Ramai orang menolak poligami khasnya kaum wanita kerana takut menghadapi hari-hari yang akan datang apabila bergelar madu atau mempunyai madu. Mereka takut menghadapi kata-kata dan cakap orang di sisi dan di sana sini yang berbisik-bisik berkenaan kelemahan diri mereka, takut dan tidak mahu orang berkata bahawa suami mereka sudah tidak menyayangi mereka dan takut untuk menghadapi cakap-cakap orang.

Allah SWT befirman menaggapi hal ini :
“Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda pembantunya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada pembantunya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata." Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka." Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia." Wanita itu berkata: "Itulah dia orang yang kamu cela aku kerana (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, nescaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina." (Yusof : 30-32)

Kaum wanita terkenal dengan fitrahnya yang mudah mengikuti kehendak ramai orang dan hal yang semacam itu dapat terlihat oleh kita betapa merekalah yang menjadi pelanggan kepada produk-produk media massa dan mudah mengikut fesyen, iklan dan pengaruh ramai. 

Ketakutan ini berpunca apabila hidup mereka selama ini dianggap bahagia dan sempurna dan mereka berbangga serta bergembira dengan status dan keadaan rumahtangga mereka serta perkahwinan mereka yang menjadi kebanggaan. Namun semuanya itu bakal berakhir dengan hasrat suami yang mahu mendirikan poligami.

Poligami dianggap seperti virus yang mengubah hidup dan kebahagiaan rumahtangga mereka, kehadiran orang baru dianggap menambah seribu satu beban dan cabaran kepada rumahtangga mereka.

Satu hal yang pelik berkenaan poligami ialah ianya menambah bukan mengurang. Ianya menambah orang baru dan bukannya mengurangkan orang seperti kematian yang mengurangkan jumlah ahli keluarga. Namun ada sesetengah wanita lebih rela mati daripada berpoligami.

Kegagalan suami untuk berkomunikasi dengan baik
Suami perlu bijak menangani komunikasi dengan isteri supaya dapat menyampaikan maksud dan hasrat dengan baik dan mendapat sokongan serta persetujuan isteri. 

Dimaksudkan komunikasi yang berkesan dan baik ialah apabila suami berjaya membuatkan isteri memahami keperluan suami, menyetujui hasrat suami dan bersedia menyokong dan menanggung beban poligami bersama-sama suami di dalam menempuh kehidupan berumahtangga bersama-sama.
Bukan hanya suami berpoligami tetapi isterinya turut berpoligami bersama dengan menerima seorang madu. 

Suami yang mampu berkomunikasi yang baik sebegini sangatlah jarang disebabkan itu kita sering melihat ramai orang yang berpoligami namun hanya di pihak suami sedangkan isteri-isterinya itu tidak pula bermadu sebaliknya mereka mencuka seorang diri dengan kehidupan dan anak-anak masing-masing. 

Tips Merawat Luka Sebelum Berpoligami
Luka poligami dapat dielakkan sejak awal lagi jika sang suami dapat menjadi seorang suami yang mithali kepada isteri dan anak-anak. Suami yang mithali bermaksud suami yang soleh dan dapat menjadi contoh serta teladan kepada isteri dan anak-anak sehingga di dalam rumahtangga dia mampu berperanan sebagai guru, sebagai murabbi (pendidik) dan sebagai ketua keluarga yang berwibawa. 

“Maka kahwinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kahwinilah) seorang saja.” (An-Nisa : 4)




Manakala daripada maksud syarak, keadilan merujuk kepada kemampuan untuk menegakkan hukum Allah SWT (Hukum Syarak) dan melaksanakannya dengan lurus tanpa ada penyelewengan sehingga terlaksana amanah dan terpenuh segala tuntutan agama.
Berkata Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Allah SWT mengutuskan rasul dan menurunkan kitab-Nya untuk ditegakkan kepada manusia dengan lurus (saksama) dan itulah keadilan yang dengannya tertegak bumi dan langit.”
Inilah syarat asas poligami iaitu adil yang bermaksud mampu menegakkan Al-Quran dan As-sunnah terhadap keluarga.

Al-quran dan As-sunnah itulah keadilan.
Duit bukanlah syarat utama poligami sebaliknya keilmuan dan kemampuan memimpin dan mentadbir keluarga itulah yang paling utama. Perkahwinan bukanlah ibarat membeli barangan sebaliknya ia seumpama menanam tanaman yang memerlukan kepada kemahiran, pengetahuan, kesabaran dan kesungguhan untuk memastikan tanaman mengeluarkan hasil yang lumayan sehingga boleh dinikmati buahnya.

Suami yang gagal mendidik isterinya tidak layak berpoligami
Allah SWT befirman yang bermaksud : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari Neraka yang bahan-bahan bakarannya: Manusia dan batu (berhala); Neraka itu dijaga dan dikawal oleh malaikat-malaikat yang keras kasar (layanannya); mereka tidak menderhaka kepada Allah dalam segala yang diperintahkanNya kepada mereka, dan mereka pula tetap melakukan segala yang diperintahkan.” (At-Tahrim : Ayat 6)

Ramai orang yang berpoligami gagal mendidik isteri-isteri mereka sedangkan tanggungjawab mereka terhadap isteri itu ialah mendidik dan menjadi pakaian yang melindungi serta ketua yang memandu isteri menuju Allah SWT.
Memberi nafkah batin dan zahir sahaja tidaklah mencukupi dan tidak akan mencapai maksud sebenar perkahwinan kerana ianya mempunyai maksud yang lebih daripada itu seperti pendidikan anak-anak, kebajikan dan agama isteri, peranan rumahtangga dan sumbangannya terhadap Islam. 

Suami yang dihormati isteri, berstatus guru dan pendidik kepada isteri sahaja layak berpoligami manakala suami yang mengharapkan isteri-isterinya mencari ilmu di luar, terkial-kial mendidik dan membentuk anak-anak dan lebih teruk lagi terpaksa mengharapkan isterinya di dalam menjaga kebajikan dan maslahat anak-anak maka suami seperti ini tidak layak berpoligami.

Suami yang telah hilang kewibawaan dan sudah tawar aura kehebatannya perlu memperbaiki dirinya dan membina imej serta peribadi yang unggul terlebih dahulu di hadapan isteri untuk mendapatkan penghormatan dan kekuatan sebagai ketua keluarga.

Carilah terlebih dahulu harga diri dan kekuatan sebagai suami sebelum terjun ke dunia poligami.
Sekiranya pergaduhan telah tercetus selepas hasrat poligami diungkapkan.

Pergaduhan yang tercetus di antara suami isteri kerana hasrat suami hendak berpoligami biasanya terjadi kerana si isteri tidak di dedahkan dengan hasrat poligami dan tidak diberi info dan masa yang mencukupi untuk isteri-isteri itu dapat menerima dan menghadam kenyataan tersebut.
Wanita memerlukan masa untuk apa jua.

Sang suami yang bijak pasti akan menyiapkan isterinya terlebih dahulu dengan poligami sebelum meluahkan hasrat untuk berkahwin lagi. Persiapan mentaliti dan minda si isteri seharusnya bermula sekurang-kurangnya setahun atau lebih bagi membiasakan emosi dan menguatkan ketabahan hati isteri mendepani cabaran-cabaran perasaan dan emosi seorang wanita.

Antara cara dan tips yang boleh dilakukan ialah seperti berikut :
Mendedahkan isteri dengan kuliah dan info berkenaan poligami tanpa menimbulkan syak isteri
Membawa isteri melihat keluarga yang berpoligami secara kebetulan dan tanpa menimbulkan syak isteri
Berbincang dengan isteri daripada masa ke masa berkenaan topik poligami tanpa menimbulkan syak isteri
Elakkan berdebat dan berbeza pendapat dengan isteri sewaktu berbicara berkenaan poligami sebaliknya jawab hujah isteri dan cuba mengetengahkan pendapat yang pro poligami dengan secara tidak langsung pada waktu yang berbeza.
Dekatkan isteri dengan agama dan terapkan taqwa dan tingkatkan ibadah dalam keluarga.
Pemerhatian secara umum menunjukkan poligami dapat utuh dan bertahan di dalam keluarga yang kuat beragama ini disebabkan amalan agama dan ibadah yang kukuh dapat menjadi benteng keluarga mendepani pelbagai cabaran dan krisis rumahtangga. 

Matlamat berpoligami
Ramai lelaki tersungkur di pintu gerbang poligami apabila mereka gagal menyakinkan para isteri mengapa mereka perlu berpoligami. Alasan demi alasan diberikan namun tiada satu pun yang lekat dan valid di sisi isteri untuk mengizinkan suami berpoligami.

Bahkan satu demi satu macam halangan demi halangan akan menimpa si suami untuk menyebabkan mereka akhirnya tersungkur dan gagal berpoligami sehingga lebih teruk ada yang kehilangan isteri yang sedia ada kerana kegagalan mereka memperbaiki kembali situasi dan keadaan rumahtangga mereka akibat luka oleh hasrat poligami. 

Antara alasan yang paling popular dipergunakan oleh kaum lelaki ialah untuk membantu janda dan wanita-wanita yang masih membujang (andartu) dan memberikan perlindungan dan membantu kehidupan mereka.
Alasan ini sudah cukup lapuk di kalangan isteri dan mereka akan bertanya kembali dengan berkata kenapa mesti berkahwin ? Apakah tidak cukup jika dengan memberikan wang ehsan dan derma serta sedekah setiap bulan ? Kenapa awak baik sangat ? Sejak bila awak mengambil berat persoalan orang lain ? Kenapa tiba-tiba nak menjadi pembela kaum wanita dan janda ?
Sudah tentu isteri tidak boleh menerima alasan tersebut.

Seorang lelaki yang tidak pernah tahu tarikh peperiksaan sekolah anak-anak, tidak mengingati di kelas manakah anak-anaknya berada, siapakah nama guru sekolah anaknya dan dengan siapakah anaknya berkawan tiba-tiba mahu menjadi pembela kaum wanita dan janda ?
Seorang lelaki yang selama ini tidak pernah memberikan klimaks dan kepuasan kepada isterinya di atas katil, gagal memberikan nafkah dan menghargai isteri dengan membawanya makan di luar sebulan sekali kini hendak menjadi seorang dermawan dan lelaki mulia yang menyelamatkan wanita andartu dan janda ? 

Siapakah yang tidak marah ?
Apa yang ada jarang disyukuri dan amanah sedia ada pun belum terpenuhi inikan pula mahu ditambah beban dan bala menambah seorang lagi isteri ?

خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي
Nabi SAW bersabda : “Sebaik-baik orang dikalangan kamu ialah orang yang paling baik terhadap keluarganya dan akulah yang paling baik terhadap keluargaku.” (Hadis riwayat Tirmidzi) 

Beban tiada, batu digalas
Ramai orang tidak mengerti dan melihat dengan mata kasar yang dibutakan oleh nafsu di hati apabila melihat keindahan poligami dan keseronokkan mempunyai ramai isteri. Mereka terlupa bebanan dan kewajipan besar yang sarat terkandung di dalam perkahwinan tersebut dan bagaimana terbebannya seorang suami yang terpaksa mengorbankan kepentingan dirinya untuk semua isteri-isteri dan anak-anak.

Bukan persoalan gaji yang berbelas ribu dan harta yang melimpah ruah sebaliknya berkait masalah pembahagian masa, kewajipan mendidik dan keperluan untuk membentuk anak-anak dan isteri-isteri yang kini menjadi lebih genting apabila rumahtangga semakin membesar dan cabaran semakin meningkat. 

Setiap hari masa tetap 24 jam dan setiap minggu bilangan hari tetap 7 hari lalu bagaimanakah seorang suami yang sebelum ini dengan waktu yang diberikan itu pun sudah termengah-mengah menguruskan anak dan isteri serta gagal menyempurnakan banyak kewajipan ditambah dengan seorang lagi isteri yang menyebabkan masa untuk setiap pasangan menjadi berkurangan.

Usaha perlu digandakan, work smart bukan work hard perlu dilaksanakan bagi memastikan masa yang optimum dapat dipergunakan bagi menunaikan segala kewajipan dan tanggungjawab. 

Betulkan dahulu matlamat anda berpoligami
Matlamat berpoligami dengan tujuan untuk melayani keperluan nafsu yang ekstrim, menampung kekurangan isteri yang tidak mampu menghasilkan zuriat, menambah umat dan memperbanyakkan keturunan atau apa jua alasan yang ada pada diri yang difikirkan valid seharusnya dikaji semula dan disusun mengikut kesesuaian waktu, masa dan keadaan serta keperluan.

Lihatlah realiti dan hati lalu buatlah percaturan dan pemerhatian apakah ini masa yang sesuai untuk berpoligami ?
Apabila seorang suami memiliki kekukuhan matlamat untuk berpoligami maka sokongan isteri dan persetujuannya InsyaAllah tidak akan menjadi masalah.
Tiada isteri solehah yang akan menolak hasrat suaminya untuk berpoligami jika benar matlamat dan tujuannya.
Nabi SAW bersabda : “Dunia ini ialah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita yang solehah.” (hadis riwayat Muslim)

6 comments:


Ahmad Huzaifah said...
Salam ust.. mohon utk copy & paste artikel ni...
Ustaz Emran said...
Salam, silakan buat apa yang dirasakan patut. Memang hasrat saya untuk berkongsi pun tulisan ini. Jangan lupa doakan saya dan keluarga. Jazakallahukhairan kasiro.
UMILIYA said...
salam ust..trima kasih atas maklumat ini..saya nak copy n paste
Mamahakimi said...
Salam ustaz...menarik artikel ni...tapi perempuan mana yang tahan bila bermadu dengan seorang wanita lesbian dan kaki kelab malam? Sudah la kaki pengikis! Berkahwin lagi dengan alasan mahu mendidik. Alasan yang paling teruk pernah saya dengar!! Family yang ada pun tak dijaga dengan sempurna, tambah satu beban lagi. Apa erti poligami kalau sekadar nak menambah derita pada hidup orang lain. Masa tak pernah cukup, belanja pun berdikit2. Sakit hati saya!! Pandai suami saya suruh saya memandang perkara ini secara positif. Betulkanlah diri sendiri tu dulu!! Salahkah saya menentang bentuk perkahwinan seperti ini? Inikah poligami yang agama mahukan?
perindu syurga said...
saya adalah muslimah yg sgt bersetuju dgn poligami... sape sokong saya? keluarga yg besar sgt menyeronokkan. hidup kita bkn utk bergaduh tetapi utk berkasih syg.. betul tk ustaz?
Ustaz Emran said...
Alhamdulillah, Jika saudari perindu syurga berminat boleh menghubungi isteri saya :) beliau sekarang ini memang sedang sibuk mencari muslimah yang sudi menjadi madu kepadanya. Tapi ketahuilah ianya mudah cakap dari dilakukan. Mamahakimi, Poligami memamg adalah ubat hanya bagi yang perlu tapi jika salah guna ianya boleh menimbulkan pelbagai penyakit dan masalah sosial dan kekeluargaan. Bersabarlah dan boleh mengadukan kepada pihak berkuasa atau orang yang bersesuaian untuk menegur suami. Nafsu dan keinginan adalah sama. Yang membezakan antara yang diredhai oleh Allah dan tidak ialah CARAnya apakah menurut Syarak dan MATLAMATNYA apakah menuju kepada Allah SWT. Semoga Allah membantu kita. Wallahualam.

Thursday 28 October 2010

Wednesday 27 October 2010

Petua Ilmiah Memenangi Hati Wanita

Berikut adalah petua ilmiah bagaimana anda boleh memenangi hati wanita kekasih anda. lanya dipetuakan oleh para bijak pandai setelah mengkaji apakah kesukaan wanita yang memang sentiasa mahukan perhatian. Tapi ingat, ia khas untuk suami isteri:
  1. Bila saja anda pulang ke rumah, carilah dia dahulu sebelum anda lakukan perkara lain dan peluklah dia.
  2. Tanya kepadanya soalan-soalan yang tertentu menunjukkan anda sedar apakah yang dia rancang untuk lakukan hari ini.
  3. Latihlah diri anda untuk mendengar serta bertanya soalan kepadanya.
  4. Bentengi diri anda untuk menyelesaikan masalahnya, tapi tunjukkan sifat memahami anda.
  5. Berikan padanya perhatian yang sebenar tanpa menunggu dia memintanya selama setengah jam setiap hari.
  6. Bawakan kepadanya hadiah yang mengejutkannya pada bila-bila masa lebih-lebih lagi pada tarikh atau perayaan yang bermakna.
  7. Rancanglah masa untuk bersamanya beberapa hari sebelum itu, jangan menunggu hingga malam Jumaat kemudian bertanya pula apakah yang dia hendak buat.
  8. Jika pada suatu malam, dia merasa letih atau terlalu sibuk untuk memasak, tawarkan diri anda untuk memasak pula.
  9. Selalulah memujinya dari segi kecantikan dan keanggunan rupa parasnya.
  10. Akui perasaannya bila dia merasa marah.
  11. Tawarkan bantuan kepadanya bila dia merasa letih dan penat.
  12. Jadualkan mana-mana perjalanan lebih awal agar dia tidak kelam kabut membuat persediaan.
  13. Sekiranya anda terlewat, jangan lupa untuk menelefon dia dan beritahu dia tentang hal itu.
  14. Bila dia mahukan sokongan anda dengan bertanya mengenai sesuatu perkara, katakan ya atau tidak. Jangan jadikan dirinya rasa bersalah kerana bertanya.
  15. Semasa perasaannya tersinggung, berikan padanya rasa simpati anda dan nyatakan kepadanya 'Saya kasihan awak tersinggung'. Kemudian diamlah, biarkan dia dapat merasakan bahawa anda memahami yang dia tersinggung. Jangan cuba jelaskan pula kenapa rasa tersinggungnya itu bukan salah anda.
  16. Bila anda perlukan masa untuk bersendirian akibat gusar, katakan padanya anda akan pulang dan anda perlukan sedikit masa untuk berfikir mengenai sesuatu.
  17. Sekiranya perasaan anda telah reda dan anda pulang ke rumah, bercakaplah dengannya apakah dia yang menggusarkan anda dengan cara yang hormat dan tidak menyalahkan dia. Dia perlu tahu agar dia tidak menyangka yang bukan-bukan.
  18. Bila cuaca sejuk, eloklah rapatkan diri anda kepadanya dan biarkan kehangatan tubuh anda dapat menghangatkan jiwanya.
  19. Pada masa dia mahu berbincang dengan anda, letakkan buku, majalah atau akhbar yang sedang anda baca, dan tutup TV. Berikan perhatian sepenuhnya.
  20. Sekiranya selalunya dia yang membasuh pinggan, sesekali bantu dia untuk membasuh pinggan pula, terutamanya jika dia letih. Bantulah dia menggosok bekas yang sukar atau kerja membasuh yang sukar.
  21. Pastikan bila dia letih atau marah, tanya dia apa yang dia hendak buat dan tawarkan bantuan anda dengan melakukan beberapa kerja yang akan dilakukannya.
  22. Bila anda hendak keluar rumah, tanya dia adakah barang yang patut dibeli, dan jangan lupa pula membelinya.
  23. Beritahu padanya bila anda mahu tidur atau mahu keluar.
  24. Berikan dia lima kali pelukan setiap hari. Satu waktu subuh, satu zohor, asar, maghrib dan isya'. Jika tidak berkesempatan, himpunkan dua atau tiga pelukan pada waktu yang terluang.
  25. Telefon dia semasa anda bekerja dan bertanya khabar atau kongsikan sesuatu yang menarik, atau hanya katakan 'Aku cinta padamu'.
  26. Katakan 'Aku cinta padamu' sekurang-kurangnya sekali sehari.
  27. Bantu dia untuk mengemaskan katil dan membersihkan bilik tidur.
  28. Letakkan pakaian yang sudah patut di basuh ke bakul yang dikhaskan.
  29. Selalulah periksa sama ada tong sampah sudah penuh dan tolong buang sampah. Kemudian tolong letakkan plastik sampah dalam tong itu.
  30. Bila anda hendak berjalan jauh, telefon dia, biar dia tahu anda selamat sampai dan berikan nombor telefon tempat itu.
  31. Basuhkan kereta yang dipakainya.
  32. Bersihkan diri anda dan pakai wangi-wangian sebelum jima' jika itu yang dia suka.
  33. Bila dia merasa marah kepada seseorang, eloklah anda menyebelahi isteri anda. Kalau anda tidak bersetuju dengan caranya, itu boleh diselesaikan kemudian.
  34. Selalulah tawarkan diri anda untuk mengurut belakang, tengkuk dan kakinya.
  35. Jadikan tabiat merangkulnya dan mengasihinya yang bukan bertujuan untuk jima'.
  36. Sabarlah bila dia mahu berkongsi pendapat dengan anda. Jangan mengalihkan pandangan anda pada benda lain, atau melihat jam.
  37. Tunjukkan kasih sayang anda ketika bersamanya walau di khalayak ramai.
  38. Bila anda memegang tangannya, jangan pula jadikan tangan anda kaku dan lumpuh.
  39. Ambil tahu apakah makanan atau minuman yang dia suka agar anda boleh suruh dia memilih apa yang dia memang gemar.
  40. Sarankan beberapa restoran yang baik, jangan bebankan padanya untuk menentukan di mana hendak makan.
  41. Luangkan masa anda untuk pergi bersamanya ke tempat yang dia suka pergi, selama mana tempat itu adalah tempat yang baik atau diharuskan.
  42. Wujudkan masa bila mana anda boleh memakai pakaian bersama-sama.
  43. Cuba memahami bila dia lewat atau tiba-tiba mahu menukar pakaiannya.
  44. Berikan perhatian yang lebih kepadanya daripada orang lain ketika anda berada di khalayak ramai.
  45. Jadikan dia lebih penting dari anak-anak anda. Biarkan anak-anak anda menyaksikan bahawa isteri mendapat perhatian anda yang lebih utama dan lebih awal sebagai contoh kepada mereka.
  46. Belikan dia hadiah-hadiah kecil dan comel.
  47. Belikan untuknya pakaian. Pastikan anda tahu saiz tubuhnya serta warna, fesyen dan corak yang lebih digemarinya. Atau anda boleh belikan kain untuk dijahit emudiannya.
  48. Ambillah gambarya pada waktu-waktu keramaian atau di tempat-tempat yang mahu dijadikan kenangan.
  49. Luangkan masa bersendirian dengannya untuk melakukan sesuatu yang romantik.
  50. Biar dia tahu bahawa anda bawa gambarya dalam dompet anda dan menggantikan ia dengan gambar terbaru bila sudah sampai masanya.
  51. Biarlah anda yang memandu ketika berjalan jauh. Pandulah dengan selamat, tidak terialu laju hingga mengecutkan hatinya dan tidak pula terlalu perlahan sedangkan anda boleh laju.
  52. Perhatikan bagaimanakah perasaannya dan berikan komen yang menunjukkan anda ambil berat seperti 'Awak nampaknya gembira hari ini' atau 'Awak nampak letih' dan kalau boleh tanya sebabnya agar anda tahu apa yang mengembirakannya dan sebaliknya.
  53. Bila anda keluar bersamanya, anda sendiri perlulah tahu arah tujuan anda agar dia tidak terasa tertekan memandu arah kepada anda.
  54. Solat bersama dan berdoa bersama.
  55. Kejutkan dia dengan puisi atau nota cinta.
  56. Layanilah dia sebagaimana anda melayani semasa awal-awal dahulu.
  57. Tawarkan diri untuk membaiki sesuatu di rumah. nyatakan anda ada masa untuk itu. Tapi jangan pula tawarkan diri melakukan perkara yang tidak mampu anda lakukan dengan baik. Tolong asah pisau. Gunakan gam yang baik untuk melekatkan sesuatu yang telah pecah. Tolong gantikan lampu yang telah terbakar.
  58. Bacakan dengan kuat sesuatu ruangan akhbar yang menarik minatnya.
  59. Tuliskan dengan kemas apa-apa pesanan untuknya yang anda terima melalui telefon.
  60. Pastikan bilik mandi bersih dan kering bila anda sudah mandi.
  61. Bukakan pintu untuknya. Tawarkan diri untuk membawa barangan yang dibawanya. Tawarkan untuk bawakan barangan yang berat. Jika hendak berjalan, letak dan barangan yang hendak dibawa di kereta.
  62. Bila dia memasak, pujilah masakannya.
  63. Sewaktu anda mendengar dia berkata, pandanglah ke matanya. Tunjukkan bahawa anda berminat dengan menyatakan 'Betul kata awak'. Di masa yang sesuai, pegang dia dengan tangan anda bila anda berkata kepadanya.
  64. Tunjukkan minat anda pada apa yang dia buat hari ini, pada buku yang dia baca, dan pada orang lain yang dia hubungi.
  65. Bersedialah untuk masuk tidur bersama dan masuklah ke kamar seiring dengannya.
  66. Berikan dia ciuman dan berikan salam atau kata selamat tinggal bila anda mahu keluar rumah.
  67. Ketawalah pada jenaka dan senda guraunya.
  68. Katakan terima kasih bila dia buat sesuatu untuk anda.
  69. Rancanglah untuk makan angin bersamanya.
  70. Berbincanglah dengan cara yang menunjukkan kepadanya bahawa anda mahu dia dapat apa yang dia kehendaki dan anda juga mahu apa yang anda kehendaki. Ambil berat, tapi jangan berat sebelah.
  71. Bila anda berjauhan darinya, beritahu padanya bahawa anda rindu padanya.
  72. Belikan untuknya makanan yang dia gemari.
  73. Minta pandangannya tentang sesuatu dan hargai pandangannya.
  74. Ramai lelaki menganggap yang penting bila bersama wanita ialah melakukan perkara-perkara besar saja tetapi sebenarnya yang akan memenangi hati wanita ialah bila lelaki melakukan hal-hal kecil untu membantunya dan menunjukkan anda ambil berat padanya.
  75. Dengan cara ini wanita akan merasa dirinya dicintai. Bila dia merasa dicintai, dia akan cinta pada anda tanpa berdolak-dalik.
  76. Anda juga akan dapati bahawa melakukan kerja-kerja kecil untuk wanita akan mengubati hati anda. Bila dia gembira anda akan turut gembira. Anda akan merasa lebih berguna dan berjasa kerana isteri anda telah memperolehi perhatian yang dia perlukan.

Tuesday 26 October 2010

Veil & Spiderweb

 Hari ni apa mimpi ntah, teringat plak nak survey pasal benda2 ni. Tapi rasanya Nabilah memang bercita2 untuk buat veil sendiri. Cuma design dan corak2nya belum ada ketetapan lagi. Masih mencari2 idea.

Wak, Nabilah nak yang meleret2 camni Wak... Boleh x?
Wak gelak2 je, jawapannya.
Emm tau la tu, xsesuai untuk kamik..

 Nak yang kecik2 comel dan berlapis2 camni, OK x?
Ini sesuai untuk pakai gaun gold tu nanti. Tapi mesti xreti buat nih..
Camna puncanya, masih belum dapat dirungkai lagi. Adakah potongan kain yang besar dan dilipat menjadi berlapis2? Ataukah memang asing2 dan berlapis gitu?

Akhirnya terjumpa sesuatu yang lebih mudah untuk direalisasikan.
Yahaha, design veil orang Melayu je, bukan omputih pun kan..

Ni untuk baju gold..

Ni untuk purple. Tapi rasanya net tu putih je.

Rupanya, inilah bentuknya veil Malaysia
InsyaAllah boleh dipraktikkan, saya suke =)

Mata kami rambang bila nampak ni.. Camna ni, saya suke. Tapi jualan dalam US Dolar, xreti lah ceq.
Wat hiasan je la kat sini. Emmm =(

 Yang ni adjustable yang lembut, bo pusing2 ikut suka. Tengok kat Nilai3 haritu dalam RM170 kot..

 Yang ni macam cekak. Ada tutorial wat camni, tp dia guna bunga lis je, simple..

Yang macam ni, mau cucuk kat sanggul rambut, OK la kan?

Tapi, saya sangat suka yang ni....
Adusss, cantiknyaaaa...

Ni omputih pakai, jenis bulu2 je..Cantik la juga kan.. Kalau yang bertudung pakai, ngam x?
Daisypath Anniversary tickers